Sinopsis Habibie dan Ainun
Habibie dan Ainun
Setelah 7 tahun tidak pernah
bertemu, akhirnya Habibie dan Ainun bertemu kembali. Saat Habibie mengajak
Ainun jalan-jalan dengan memberanikan diri Habibie mengungkapkan perasaannya
kepada Ainun.
Pada bulan Mei 1962 Habibie dan Ainun menikah. Setelah
pernikahannya, Habibie mengajak Ainun ke Jerman. Disanalah mereka memulai
kehidupan bersama dengan keseharian Habibie yang begitu padat. Di sana Ainun
bekerja sebagai dokter. Habibie bekerja
diperusahaan konstruksi ringan. Dengan ilmu yang beliau dapat, beliau mempunyai
kesempatan untuk melakukan percobaan
pada kereta api, yaitu percobaan gerbong kereta api menahan beban
sebesar 200 ton. Akhirnya percobaan yang dilakukan Habibie berhasil. Beberapa
bulan kemudian, Ainun hamil. Habibie bahagia mengetahui bahwa Ainun hamil. Mereka
mempersiapkan nama untuk buah hati mereka. Jikalau pria, Habibie memilih nama
“Ilham Akbar” dan jikalau perempuan, Ainun memilih “Nadia Fitri”. Pada tanggal
16 Mei 1963, Ainun melahirkan anak laki-laki dan diberi nama “Ilham Akbar
Habibie”. Pada saat Habibie dengan Ainun berdiskusi, Habibie menceritakan
kepada Ainun bahwa pada saat Habibie sakit di Jerman, Habibie mempunyai sumpah
kepada Indonesia dengan maksud ingin mengandalkan keunggulan sumber daya
manusianya. Dengan penuh kebahagiaan, Ainun telah mengandung anak keduanya. Anak
kedua mereka lahir di Hamburg dan diberi nama “Thareq Kemal”.
Beberapa tahun di Jerman, akhirnya
keluarga Habibie kembali ke tanah air. Di Indonesia Ainun memanfaatkan waktu
untuk berkumpul dengan keluarganya dan teman-temannya. Setelah beberapa bulan
di Indonesia keluarga Habibie kembali ke Jerman. Sesampainya di Jerman, Habibie
bertemu dengan Dr.Ibnu Sutowo untuk membicarakan persiapan kader pembangunan di
Indonesia. Tanpa Ainun dan anak-anaknya,Habibie kembali ke Indonesia untuk
mejalankan amanat yaitu membangun Indonesia yang lebih unggul. Habibie yang
sudah berada di Indonesia, beliau bertemu dengan Presiden Soeharto. Dalam
pertemuannya, Presiden Soeharto menyerahkan semua persiapan untuk membangun
Indonesia lebih unggul kepada Habibie. Beberapa bulan di Indonesia, Habibie
kembali ke Jerman. Habibie mencerikan hasil pertemuannya dengan Presiden
Soeharto kepada Dr.Ludwig Bolkow dan Dr.Ludwig Bolkow merestui Habibie untuk
kembali ke Indonesia lagi. Akhirnya Habibie memutuskan untuk kembali ke
Indonesia. Habibie merencanakan program kerja di Indonesia dan bertemu dengan
para tokoh nasional Indonesia utnutk menjelaskan langkah pembangunan Indonesia.
Bukan Habibie saja yang aktif dalam pembangunan Indonesia, Ainun juga aktif
dalam organisasi-organisasi sosial. Baik Habibie maupun Ainun, mereka bekerja
keras memperhatikan SDM Indonesia. Pada tanggal 7 Desember 1990 Habibie dan
Ainun datang ke kampus Universitas Brawijaya untuk mendirikan ICMI. Dampak dari
berdirinya ICMI ini salah satunya adalah manusia Indonesia yang dulunya malu
mengaku dirinya bernafaskan islam, sekarang manusia Indonesia berani mengaku
dirinya bernafaskan islam. Peran ICMI di masa mendatang tentu saja akan tetap
semakin meningkat. ICMI telah dapat membuat pilar demi pilar untuk kepentingan
umat dan bangsa ini. Begitu juga harapan dalam perjalanan ICMI ke depan.
Habibie mempunyai keinginan untuk membuat
pesawat terbang di Indonesia. Akhirnya keinginan Habibie bisa terwujud. Pada
tanggal 10 Agustus 1995 peluncuran perdana pesawat N250 berhasil dilaksanakan. Pada
tahun 1996 berlangsung Indonesian Airshow, pada acara tersebut pesawat N250
diperkenalkan bagian-bagiannya. Setelah acara 17 Agustus 1996, Ainun bermasalah
pada pernafasan dan denyutan jantung. Habibie segera membawa Ainun ke Jerman ke
pusat keunggulan operasi Jantung di Bad Oeynhausen. Akhirnya Ainun di rawat di
Bad Oeynhausen. Habibie menjadi wakil presiden Republik Indonesia. Pada tanggal
11 Maret 1998 presiden Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden Rebuplik
Indonesia dan digantikan oleh Habibie. Pada masa pemerintahan Habibie banyak
masalah yang terjadi. Akhirnya Habibie memutuskan untuk tidak mencalonkan
sebagai presiden lagi. Saat Ainun sakit, Ainun melakukan proses penyembuhan
selama 10 tahun. Salah satu proses penyembuhannya adalah dengan bertempat
tinggal di daerah khatulistiwa untuk menyehatkan paru-paru Ainun dan berlayar
dengan kapal laut yang bertujuan untuk mendapatkan udara yang baik dan terjamin
bersih. Suatu hari,pada saat periksa ke dokter,Habibie mengetahui jika Ainun
terkena kanker ovarium stadium 4. Pada saat itu juga, Habibie segera mengajak
Ainun ke Jerman untuk melakukan operasi. Habibie setia mendampingi Ainun saat
di Rumah Sakit. Keadaan Ainun semakin memburuk. Setelah sudah 9 kali di
operasi, dokter tidak bisa menjamin kesembuhan Ainun. Habibie masih tetap ingin
Ainun di operasi,tetapi keluarga Ainun ingin operasi tersebut di hentikan. Pada
tanggal 12 Mei 2010, Habibie melepaskan Ainun. Sekarang mereka berbeda alam,
tetapi cinta mereka tetap murni,suci,sejati,sempurna,dan abadi.
sumber:http://elninefrintya04.blogspot.co.id/2015/10/sinopsis-habibie-dan-ainun.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar